Kamis, 22 Agustus 2024

Memimpin Perubahan pada Organisasi

 

Memimpian perubahan organisasi


MEMIMPIN PERUBAHAN ORGANISASI

 

PENDAHULUAN

Perusahaan atau organisasi tidak akan berubah dan tidak akan berjalan kearah yang dicita-citakan, apabila para pemimpinnya sendiri, di bagian apapun, tidak berubah dan tidak tumbuh. Sebuah organisasi tidak bisa tumbuh di luar sampai para pemimpinnya sendiri tumbuh di dalam. Hal ini sangat erat kaitannya dengan perilaku pemimpin. Sebuah organisasi bagai organ tubuh, kepala adalah pemimpin dan organ-organ lainnya adalah bawahannya. Kita tahu jika semua kendali ada pada otak yang akan menggerakan tangan untuk meraba, hidung untuk mencium, telinga untuk mendengar. Fungsi-fungsi organ tersebut akan berjalan maksimal apabila otak bisa menggerakan dengan optimal.

Seorang eksekutif dalam perusahaan senantiasa harus berpikir radikal dan berpandangan jauh. Mengamati keadaan sekitar, masa depan dan arah perusahaan. Biarkan orang-orang dalam kendali eksekutif bekerja sesuai jalannya pada masa sekarang. jhon naisbitt, penulis megatrens, mengamati. "masa depan memiliki kebiasaan menginvasi masa kini!" eksekutif yang memiliki persepsi untuk merasakan realitas baru dan keberanian untuk mengubah perusahaan mereka akan bertahan. mereka yang tidak akan menyebabkan perusahaan mereka mati.

Hal itu membuat keadaan memaksa pemimpin untuk segera mengambil tindakan kedepan, tidak hanya mengurusi masa kini. Meskipun seluruh anggota organisasi harus punya rasa perubahan, tapi seorang pemimpin harus bertindak sebagai kepala dari organ-organ dibawahnya.

 

TEORI

            Ada beberapa pendekatan dalam memimpin sebuah perubahan, yaitu;

1.        Jangan Menolak perlawanan

Menolak resistensi hanya menciptakan lebih banyak perlawanan.  Ketika orang-orang di tim Anda mempertanyakan perubahan atau tampak pendiam tentang pendekatan baru, jangan buat mereka merasa bahwa mereka salah: Terlalu sering, kami mengatakan hal-hal seperti.  "Mereka hanya tidak mengerti" atau "Kereta pergi, dan kamu baik atau tidak atau tidak."  Resistensi staf kemudian cenderung bergerak di bawah tanah di tempat yang tidak bisa dilihat atau dikelola. Tugas Anda adalah memimpin organisasi melalui penolakan terhadap penerimaan dan pencapaian dengan mengharapkan dan kemudian memasukkan perlawanan staf dalam rencana Anda.

2.        Pendidikan

Program pendidikan dan komunikasi paling tepat ketika Anda memperkirakan penolakan staf didasarkan pada kurangnya pemahaman atau informasi yang tidak akurat tentang proyek.  Ini sangat penting jika Anda memerlukan bantuan dari calon penentang dalam melaksanakan proyek.

3.        Partisipasi dan Keterlibatan

Pendekatan kunci lain untuk mengatasi resistensi terhadap perubahan adalah dengan mendaftarkan orang dalam proses merancang dan mengimplementasikan proyek baru. Partisipasi memungkinkan orang waktu untuk bekerja melalui perlawanan mereka sementara mereka memecahkan masalah dan memperbaiki proses.

4.        Fasilitas dan Dukungan

Pendekatannya mencakup penyediaan pelatihan keterampilan baru. sesi yang difasilitasi untuk mengungkap masalah spesifik dalam dukungan konsultan proses untuk tim. cuti setelah periode yang sangat menuntut. dan dukungan emosional satu lawan satu lagi. jika proses perubahan harus terjadi dengan cepat karena kelangsungan hidup organisasi dipertaruhkan pendekatan ini mungkin terlalu memakan waktu

5.        Negosiasi

Kadang-kadang pendekatan ini datang dalam bentuk perjanjian manajemen yang dinegosiasikan yang menguraikan apa yang diharapkan dari para penentang potensial dengan imbalan untuk pertimbangan lain. maka selama implementasi perjanjian ini dapat digunakan untuk membantu mencegah perlawanan yang memungkinkan proyek untuk tetap berada di jalur yang benar dalam semua pendekatan ini dapat menjadi cara cepat untuk mengatasi sumber-sumber perlawanan utama

6.        Bicara terus terang

Akhirnya, beberapa orang mungkin tidak mengikuti kepemimpinan Anda dalam membangun proses siklus pendapatan yang lebih baik. mereka tidak bisa atau tidak akan berubah, apa pun yang Anda lakukan. situasi Anda memerlukan perubahan cepat dan Anda kehabisan waktu sekarang sehingga Anda perlu mengancam kehilangan pekerjaan atau kehilangan promosi. jujur dan adil tetapi demi kebaikan organisasi memberi tahu mereka bahwa akan ada konsekuensi serius bagi ketidakpatuhan mereka.

7.        Perubahan dimulai dengan anda

Tidak mudah untuk menjadi pemimpin dalam organisasi layanan kesehatan saat ini. banyak hal berubah dengan cepat. sebagai CFO Anda perlu membangun struktur yang membantu staf Anda mengadopsi semua perubahan yang diperlukan untuk melindungi keuangan organisasi Anda. pekerjaan ini membutuhkan eksekutif yang berani yang mau memeriksa diri sendiri bahwa Anda harus cukup besar untuk menyadarinya. jika Anda ingin memimpin orang lain, Anda mungkin perlu melakukan perubahan pada diri sendiri terlebih dahulu. hasilnya adalah orang-orang akan melihat Anda mengambil tanggung jawab dan tanggung jawab secara pribadi. tidak hanya melalui posisi Anda dan akan mengikuti.

 

PEMBAHASAN

Dalam perubahan banyak sekali yang akan dihadapi. Tidak hanya segi ekonomi, struktur perusahaan, tetapi lebih dari itu tantangan dalam aspek emosional, spiritual, dan intelektual. Pemimpin harus bisa menghadapi tekanan psikologis, tidak mudah putus asa, bisa menggerakan orang lain dikala yang lain sedang dalam titik terbawahnya. Karena sebuah perubahan akan membawa organisasi berpindah titik koordinat tujuan. Maka segala sumber daya harus bisa dikerahkan untuk memenuhi visi organisasi yang baru.

Perubahan memerlukan kepemimpinan yang kuat dari segi otoritas yang dimiliki maupun dari segi kepribadian dan komitmen karena memimpin perubahan dengan segala kompleksitas permasalahan dan hambatannya memerlukan power, keyakinan, kepercayaan diri, dan keterlibatan diri yang ekstra. Seorang pemimpin tidak boleh bersikap pasif terhadap tujuan-tujuan organisasi, melainkan harus mengambil sikap aktif. Dengan begitu ia tidak akan mudah patah oleh hambatan dan perlawanan. Ia justru akan bergairah menghadapi tantangan perubahan yang dipandangnya sebagai batu ujian kepemimpinannya

Level kecerdasan pemimpin harus bisa melebihi yang lainnya. Sebagai agen perubahan, aspek Pendidikan/kecerdasan perlu untuk memilih dan memilah keputusan-keputusan yang akan diambil. Tidak hanya sekedar menjunjung tinggi efektifitas organisasi, tetap juga masalah etis pada seluruh stakeholders. Pandangan pemimpin harus kuat, visioner, dan menjadi titik tumpu anggota lainnya agar tidak kehilangan kendali ditengah perjalanan.

Lebih spesifik untuk kepemimpinan di tengah dunia yang berubah, adalah perilaku kepemimpinan yang berorientasi pengembangan, yaitu kepemimpinan yang menghargai eksperimentasi, mengusahakan munculnya gagasan-gagasan baru, dan menimbulkan serta melaksanakan perubahan. Pemimpin demikian akan mendorong ditemukannya cara-cara baru untuk menyelesaikan urusan, melahirkan pendekatan baru terhadap masalah, dan mendorong anggota untuk memulai kegiatan baru. Begitulah, di tengah gencarnya perubahan lingkungan, tanpa upaya perubahan organisasional yang tepat di bawah kepemimpinan yang kuat, visioner, cerdas, dan berorientasi pengembangan, suatu organisasi akan berjalan terseok, bahkan mungkin akan mati didera kuatnya arus perubahan.

            Mengenai perubahan setting fisik, bukti empirik menunjukkan bahwa memang tidak sertamerta hal itu berdampak besar pada kinerja individu maupun organisasi Meskipun demikian, setting fisik tertentu terbukti dapat membantu atau merintangi karyawan-karyawan tertentu dalam berkinerja, sehingga dengan Pengaruh Kepemimpinan dalam Perubahan Organisasi. Mengubahnya secara tepat kinerja karyawan dan organisasi dapat ditingkatkan. Tata letak ruang kerja dan peralatan serta desain interior yang dirancang dengan baik akan membantu membangun suasana dan keefektifan kerja. Karyawan akan mudah saling berkomunikasi dalam ruang kantor dengan desain terbuka, tanpa sekat-sekat dan dinding. Kenyamanan untuk produktivitas kerja juga dipengaruhi oleh intensitas pencahayaan, suhu ruangan, kebisingan, kebersihan, dekorasi maupun warna dinding.

Akhirnya, bidang sasaran perubahan adalah sumberdaya manusia, baik secara individual, kelompok maupun keseluruhan anggota organisasi. Sebagai asset terpenting dan faktor kunci keberhasilan suatu organisasi, sumberdaya manusia perlu mendapat perhatian dan pengelolaan lebih khusus. Perubahan sumberdaya manusia bisa terjadi meliputi penggantian orang (turnover), mutasi, promosi, demosi; perubahan sikap, motivasi, dan perilaku kerja; peningkatan pengetahuan dan keterampilan kerja; dan perubahan nilai-nilai budaya organisasional yang menjadi dasar acuan perilaku segenap anggota organisasi.

 

KESIMPULAN

            Perubahan adalah titik tolak organisasi untuk menjadi lebih baik. Dari segala aspek perlu disiapkan jika organisasi menghendaki perubahan. Dalam sebuh organ, perlu kepala untuk memerintah tangan, telinga dan kaki untuk bergerak. Sama halnya dengan organisasi perlu pemimpin untuk dapat mengemudikan laju kapal ketempat tujuan. Bukan hanya sekedar memberi arah dan bertanggung jawab lebih dari itu pemimpin haruslah menjadi pusat kompas, pemegang titik koordinat tujuan perusahaan. Jangan sampai ditengah perjalanan, anggota hilang kendali dan pemimpin lari dari masalah bahkan mengorbankan anggotanya.

            Perubahan merupakan proses yang terjadi secara terus-menerus dalam pertumbuhan suatu organisasi. Disatu sisi faktor eksternal yang mendorong terjadinya perubahan dan disisi yang lain perubahan dirasakan sebagai suatu kebutuhan internal.Perubahan organisasi bukanlah hal yang mudah dilakukan. Ada banyak kendala yang bisa menghadang program-program perubahan,antara lain adalah: kendala-kendala sistem keorganisasian dan kekuasaan, perbedaanperbedaan dalam orientasi fungsional dan struktur organisasi yang mekanistik, kultur organisasi, norma kelompok, pemikiran kelompok (group think) dan kendala-kendala individual, seperti ketidaksiapan yang mengakibatkan rasa ketidakpastian, kekhawatiran dan ketidakamanan.

 

REFERENSI

1.    Modul Perkuliahan Mata Kuliah Manajemen Perubahan, M Sandi Marta, S.E., M.M., Program studi Manajemen, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020

2.    Setyaningsih. 2007. Pengaruh Kepemimpinan dalam Perubahan Organisasi. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 7, No. 2, diakses pada 15 Juli 2020

3.    Wibowo, 2005, Manajemen Perubahan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

authorHello, Nama saya Arif, saat ini sedang menempuh studi S2 di UIN SGD Bandung.
Learn More →



Statistik Blog